Monday, August 20, 2012

Masya Allah, udah lebaran aja ya.
Nggak tau nih mesti gembira atau sedih.
Selama hampir satu semester keberjalanan kammi 2012, sudah banyak suka-duka yang Soskemas rasakan. Firman Allah yang satu ini dirasain juga deh sama Soskemas.
 "dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara  manusia (agar mendapat pelajaran). QS. ALI IMRAN:140
Shadaqallahul adzim...
Nah, terus apa dong pelajaran yang sudah didapatkan Soskemas? Subhanallah, banyak teing euy.
1.) Kita jadi tau dan paham nih kalau dakwah itu kudu sabar, banyak ujiannya.
   "apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "kami telah beriman,"    sedang mereka tidak diUJI lagi? dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. QS. AL ANKABUT:2-3
Jadi, ibaratnya nih ya pake bahasa Soskemas. Kalau kita udah mengatakan, "aku kader kammi". Nggak bakal dibiarin sama Allah sampai dia membuktikan perkataannya. Pasti deh diuji. Capeklah, nggak ada dana lah (selalu, hehe), partner yang begitu lah, banyaklah.
2.) Dakwah ini sepanjang sejarahnya yang panjang merupakan medan perlombaan dalam mempersembahkan potensi dan pengorbanan di segala bidang. Coba deh buka QS. AL HUJURAT:15.
Kita suka sedih dan menyayangkan kawan-kawan yang udah daftar tapi nggak mau selesai sampai finish.
Kalau disamain kayak lomba lari. Udah daftar ikutan lomba, eh nggak taunya masih ada aja yang nyantai-nyantai di setengah, sepertiga, seperempat (lintasan), atau bahkan mungkin masih di start. Aduh, sayang banget kan. Kapan nyampe nya? Atau malah mungkin nggak mau menang? Lha, ngapain juga ikutan lomba?? hihihi
Coba aja kita nonton zamannya Rasul dulu. Paman Umar ibn Khaththab bernafsu banget buat mengungguli Paman Abu Bakar dalam hal amalannya. Gimana nggak, Paman Abu selalu menjadi yang yang pertama dan terbanyak santunannya sampai-sampai mengorbankan kepentingan diri dan keluarganya. Dan pada akhirnya, Paman Umar mengaku kalah "saya tidak pernah mengalahkannya (Abu Bakar) sama sekali selamanya". HR. BUKHARI
Subhanallah, keren banget ya Paman Abu. Paman Umar juga, kan pecundang itu orang yang sudah menyerah sebelum mencoba.
3.) Pertolongan Allah itu ada saja datang dari arah yang tak disangka-sangka.
 Mungkin Soskemas termasuk dalam golongan orang-orang yang bertaqwa di dalam surat AT THALAQ:2,
"... ... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya."
aamiiin ya Rabb. hehe
Sering lho kita merasa, "duh, nih acara bakal jalan nggak ya?". Kok belum ada dananya? (dana lagi-dana lagi). At the last, maturnuwun for Kaderisasi. Insya Allah kalau udah ada rezeki dibalikin. Doain yak. Makanya gara-gara krisis nada eh dana yang tak berkesudahan ini, kita jadi tau kalo finansial itu kudu di upgrade. (No 4 ya)
Kok orang-orangnya pada nggak ada ya? Bingung juga, nggak inget apa kita kan KESATUAN Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia? Kalau "aksi" kudu bareng-bareng dong.
Di lain waktu khawatir juga, diculik apa? Tapi nggak mungkin lah. Secara zaman Reformasi gitu, setau kita Pak SBY nggak maen culik-culikkan deh. Tapi, maennya suap-suapan.Ups,
4.) Finansial itu kudu di upgrade
    Finansial itu salah satu dari 4 kapasitas diri yang kudu di upgrade. Apa aja sih 4 itu? Ilmu, Ibadah, Teknologi dan Finansial. Kita-kita yang dari sononya nggak bisa dan nggak biasa cari duit, jadi termotivasi juga nyoba-nyoba buat cari duit dengan usaha sendiri Muslim kan harus kaya. Agak malu dan sungkan juga kalo tiap mau ada agenda, sebar proposal sana-sini. Minta dana dari para alumni dan donatur yang baik hati. Ya sah-sah aja sih, tapi bukan menjadi prioritas utama. Lebih mandiri hasil usaha sendiri.
Sempet kepikiran juga nih, kan banyak yang ngiklan tuh di FB nya Soskemas. Tarikin bayaran aja, jual jasa nampang gitu. hehe...Boleh nggak sih?? Kesempatan nih.
5.) Kita yang butuh dakwah
    Kaget juga waktu baca QS. AL A'RAF:164. Disitu disebutkan bahwa dakwah itu sebagai "MA'DZIRATAN"(hujjah/alasan/pelepas tanggung jawab). Terus kita bayangin, ketika nanti kita dihadapkan Allah di hari pembalasan dan dikumpulkan  dengan orang-orang yang berbuat maksiat yang semasa hidupnya di sekitar kita. Hujjah inilah yang yang akan membuat kita berkata,"ya Allah, sesungguhnya aku sudah memperingatkan mereka untuk tidak begini-begitu." Berbahagialah ketika Allah menjawab,"engkau benar hambaKu. Malaikat, masukkan ia ke dalam surgaku."QS. AL A'RAF:165.
Nah, apa jadinya kalo kita tidak punya hujjah di hadapan Allah pada hari dimana semua orang saling menyalahkan?? Apa bedanya kita dengan mereka???
 Na'udzubillah tsumma na'udzubillah
Makanya nggak salah banget waktu ada temen yang kesel ketika dirasa apa-apa kok dia. Yang lain ngapain aja?? Dia berdiplomasi membangkitkan kesadaran jihad fii sabilillah, "Dakwah itu kebutuhan bagi saya. Layaknya makan dan minum. Saya nggak bisa hidup tanpa dakwah. Terserah kalian mau ngapain aja. Mau fokus di sini kek, di sana kek. Saya akan tetap di sini dengan atau tanpa kalian!" "Sudah jelas-jelas tertulis dalam hadits, bahwa hanya akan ada satu yang selamat di hari akhir nanti. Yaitu ahlus sunnah wal jama'ah. Di situ ada kata "jama'ah"nya, jadi selamatnya jelas berjama'ah nggak sendiri-sendiri!" Glek! Kebayang nggak sih kalo kita yang digituin. Harga diri kita sebagai da'i sejati dikemanain?
Wallahu'alam
6.) Belajar banyak-banyak husnudzon
    Soalnya su'udzon itu bisa membuat ukhuwah menjadi renggang. Karena adanya prasangka-prasangka jelek dan parahnya lagi tidak segera dicari tau kebenarannya. Makanya, diingetin lagi ya temen-temen staf. Kalo berhalangan hadir syuro itu ya mbok izin dan menyertakan alasan syar'i. Jadi, nggak su'udzon kadep-sekdepnya. Sampai dikira diculik pak SBY segala. Su'udzon kuadrat deh.
Astaghfirullah
7.) Dakwah itu butuh konco
    Walau pun da'i itu alim, banyak ilmunya, dan keliatan strong banget. Tetep aja dia manusia biasa yang punya keterbatasan. Ada kalanya merasa capek, sedih, frustasi . Makanya, dalam dakwah, ukhuwah itu number one. Dimana sudah bisa mengenal dan memahami satu sama lain jadi bisa tolong-tolongan, terus bisa merasa senasib sepenanggungan. Intinya, peduli sama kawan jihadnya.
Kalau udah merasa hebat sendiri di jalan dakwah ini sehingga tak butuh konco lagi, sadarlah sodara! Pantengin tuh kalimat yang di atas, kecuali yakin kalo do'i bukan manusia biasa. Emangnya malaikat?? Nabi Muhammad aja ngajakin Paman Abu buat hijrah. Nabi Musa juga nggandeng Harun waktu melawan Fir'aun. Jadi, dijagain ya kawan jihadnya. Baru tau rasa lho kalo dia ngilang dan kamu kelabakan nggak ada yang bantuin. Dari jauh kita cuma bisa bilang, "kasian deh looo..."
7.) Kekuatan Do'a
    Kalo ada kawan jihad yang belum juga ada tanda-tanda nyampe finish atau masih lelet banget waktu di lintasan. Selain diingetin, dido'ain juga. Soalnya ini menyangkut hati. Nggak berhak kita memonopoli hatinya seseorang semau kita. Dan dijamin nggak bisa juga. Hanya Dia lah yang bisa, Sang Maha Membolak-balikkan hati.
8.) Lurusin niat dan nggak boleh khawatir sama sesuatu yang belum tentu terjadi
    "Ketahuilah bahwa pertolongan itu datang sesuai kadar niat. Dan pahala itu datang sesuai kesulitan yang dialami. Seorang muslim tak boleh khawatir  dengan bencana yang menimpanya, selama ia benar-benar yakin dengan pertolongan Allah atasnya." KHALID BIN WALID
Like deh Paman Khalid. Nggak perlu komen lagi.


Itulah  banyak pelajaran yang bisa Soskemas ambil. Monggo di ambil baiknya dan diluruskan jika ada salahnya.
"maaf lahir batin ya buat semuanya. mulai dari nol lagi." :)